
“Yang penting sah.”
“Yang penting niatnya.”
“Gak usah lebay, yang penting ikhlas.” Kalimat-kalimat ini sering banget kita denger waktu kita mulai berusaha memperindah ibadah. Pake baju terbaik buat shalat, dibilang pamer.
Ngaji dengan tartil dan suara lembut, dibilang sok merdu.
Padahal...
kita cuma pengen mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan. Tapi kenapa ya, kadang ibadah yang indah malah dianggap berlebihan?
Dalam Islam, Indah Itu Bagian dari Iman
Di buku Filsafat Seni Islam, Ismail Raji Faruqi menyebut satu hal penting:
“Orang yang bertauhid akan secara alami terdorong untuk mempersembahkan yang terbaik kepada Allah.” Bukan cuma lewat niat, tapi juga lewat cara.
Dan cara itu…
seringkali diwujudkan dalam bentuk keindahan. Baca Qur’an dengan tartil.
Shalat dengan tenang dan penuh adab.
Berwudhu pelan-pelan, bukan buru-buru.
Memilih pakaian bersih dan rapi, walau cuma buat shalat sendirian.
Karena Tuhan Itu Maha Indah
Kita senyum ke pasangan aja pengen senyum yang manis.
Ngasih hadiah ke temen aja kita bungkus rapi. Tapi kenapa pas ngadep Tuhan,
kita merasa cukup dengan asal jadi?
“Yang penting sah” itu benar. Tapi... apakah sah saja cukup untuk menunjukkan cinta?
Indah Bukan Berarti Pamer
Ini bukan soal jadi estetis buat dilihat orang.
Tapi karena kita sadar:
kita sedang menghadap Zat yang menciptakan semua keindahan. Ibadah yang indah itu bukan buat gaya.
Tapi buat rasa.
Buat ngasih yang terbaik.
Buat bilang:
“Ya Allah, inilah seluruh diriku — dan ini versi terbaik yang bisa aku persembahkan.”
Dari Sini Cerita Dimulai
Mungkin hari ini lo masih ngerasa ibadah lo biasa-biasa aja.
Cepat, buru-buru, asal gugur kewajiban. Tapi coba lo kasih ruang buat rasa.
Pelanin. Rapihin. Resapi. Dan lo bakal sadar,
ternyata ketika ibadah mulai lo indahkan, hati juga ikut hidup.
📘
Filsafat Seni Islam ngajarin gue bahwa Islam itu bukan cuma tentang hukum.
Tapi juga tentang selera.
Tentang bagaimana hidup ini dipersembahkan —
bukan hanya dijalani. Dan mungkin,
perjalanan spiritual lo gak harus mulai dari dalil yang rumit.
Bisa aja dimulai dari satu sajadah yang lo rapikan dengan niat penuh cinta. #DariSiniCeritaDimulai