Buku ini merekam “perantauan” seorang insan Minangkabau, putra Indonesia, dan intelektual Muslim. Bukan hanya perantauan lahiriah, tetapi perantauan intelektual dan spiritual. Tanpa henti berusaha melintasi batas-batas, mencoba merengkuh cita-cita “alam terkembang menjadi guru”. Batas-batas itu bisa berupa geografi ataupun fanatisme mazhab yang menghalangi manusia mengembangkan dirinya dan mewujudkan potensinya.
Inilah perjalanan hidup Ahmad Syafii Maarif. Dengan bahasa khas, ia menelusuri kembali jejak-jejak perjalanannya melalui berbagai “titik kisar”. Masa kecil di Sumpur Kudus, Sumatra Barat. Hari-hari menuntut ilmu di Yogyakarta hingga Chicago. Perjalanannya bersama Muhammadiyah hingga mendapat amanah menakhodai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia itu mengarungi masa reformasi yang penuh gejolak. Langkahnya tak berhenti di situ. Buya Syafii berusaha menembus sekat-sekat di antara umat manusia, merengkuh semua golongan untuk bersama mewujudkan nilai pluralisme, kebersamaan, dan semangat saling memahami.
“Autobiografi ini mengajarkan kesederhanaan hidup, konsistensi, independensi, moralitas adiluhung dan pergumulan panjang pencarian kebenaran. Buya Syafii bukan hanya milik Muhammadiyah dan umat Islam; dia adalah milik bangsa.”
—Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah
Penulis: Ahmad Syafii Maarif
Penerbit: Mizan
Tahun: 2009
Kategori: Social Science
Tebal: 424 h.
Harga: Rp65.000