Sejak awal mula kehadiran manusia di muka bumi, mereka telah memandang alam sebagai sesuatu yang sakral dan ilahiah. Dalam karya tulis para pemikir besar dari berbagai agama, alam digambarkan sebagai sesuatu yang mengilhami segalanya, mulai dari rasa takut, kekaguman, hingga perenungan yang hikmat; Tuhan, atau sosok apa pun yang dianggap luhur, selalu hadir dalam segala hal ini. Namun hari ini, bahkan saat kita mengagumi atau menikmati pemandangan alam yang menakjubkan, kita jarang menganggapnya sebagai sesuatu yang sakral.
Dalam buku yang ringkas namun sangat mendalam ini, Karen Armstrong, penulis buku-buku sejarah agama terlaris, mengajak para pembaca untuk kembali mensakralkan alam di zaman modern. Berdasarkan pengetahuannya yang luas tentang berbagai tradisi keagamaan dunia, dia dengan jelas menggambarkan posisi sentral alam dalam spiritualitas selama berabad-abad. Dalam usaha menghidupkan kembali kebijaksanaan para manusia pendahulu, Armstrong menunjukkan kepada pembaca modern bagaimana caranya menemukan kembali potensi alam dan menjalin hubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.
“Sacred Nature membahas subjek terbesar pencarian manusia—keimanan, mitos,
dan asal muasal. Mengagumkan dan sangat indah.”
—Lucy Lethbridge, The Tablet
“Luar biasa pemaparannya. Sacred Nature menyajikan pandangan multi-kultural
tentang bagaimana keimanan dan alam dapat hidup berdampingan selama berabad-abad.
—Andrew Dansby, Houston Chronicle