Berawal dari keprihatinan terhadap langkanya buku yang mengungkap mentalitas rasional, kultur ilmiah, dan etos keilmuan para sarjana Muslim secara menyeluruh dan memadukan sains dan filsafat dalam konteks peradaban Islam, buku ini bermuara pada optimisme akan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa depan yang searah dan kongruen dengan paradigma dan pandangan Dunia Islam. Di tengah kecemasan sejumlah saintis kontemporer terhadap masa depan sains yang mereka anggap tak lagi menyisakan celah eksploratif bagi kemunculan temuan dan terobosan saintifik yang besar, seperti kerisauan seorang Richard Dawkins terhadap keberakhiran kisah biologi evolusioner, buku ini mengindikasikan hal sebaliknya jika kita bersedia mengadopsi paradigma keilmuan yang diusung oleh Ikhwan al-Shafa, Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Biruni, Jabir b. Hayyan, Zakariyya al-Razi, Nashir al-Din al-Thusi, Umar Khayam, dan sejumlah ilmuwan Muslim lainnya.
Uniknya, buku ini menggunakan argumen ganda, yaitu analisis historis tradisi saintifik Islam dan analisis filosofis pandangan Dunia-Islam. Pembahasannya pun aktual dan relevan dengan dunia hari ini lantaran ia mengaitkannya dengan perkembangan sains dan filsafat kontemporer. Inilah sebuah karya yang telah berhasil menghidupkan kembali salah satu bentuk khazanah intelektual Islam dalam keterkaitannya dengan kondisi dan kebutuhan zaman modern.