Sebagai orang beriman, kita yakin bahwa agama berasal dari Tuhan. Tapi, agama juga mengambil bentuk sebagai agama manusia, segera setelah ia berpindah dari khazanah ketuhanan kepada wilayah kemanusiaan. Artinya, manusia tidak pernah bisa bicara tentang agama, kecuali dalam konteks manusia. Menyadari hal itu, maka seorang penganut agama mestinya tidak terkejut dan gagap untuk menerima kenyataan bahwa di kalangan agama yang sama terdapat begitu banyak perbedaan pendapat.
Selain itu, agama diturunkan oleh Tuhan untuk manusia. Artinya, adalah suatu kesalahan jika kita mengembangkan pemahaman atas agama yang dilepaskan dari kebutuhan manusia.
Karena itu, sudah sewajarnya agama ditafsirkan sejalan dengan kepentingan perkembangan manusia dari zaman ke zaman. Tanpa itu semua, agama akan kehilangan relevansinya dan tak lagi memiliki dampak bagi kehidupan umat manusia.
Tulisan-tulisan yang dirangkum dalam buku ini berbicara tentang tafsir agama dan bagaimana tafsir agama bisa diupayakan menjawab kebutuhan manusia, di zaman yang di dalamnya kita sekarang berada.
"... menguak sisi-sisi yang peka ... agar umat Muslim mengembangkan kultur lapang dada dalam menyikapi perbedaan pandangan."
“... menyentuh pertanyaan-pertanyaan yang sering bergaung di percakapan kita, juga di percakapan batin kita—pertanyaan yang kerap mengusik. Terutama di sekitar agama ....”
—Goenawan Mohamad
“Buku Islam Tuhan Islam Manusia sungguh mewakili ketercerahan intelektual dan spiritual secara sama-sama cemerlang ....”
—Mochtar Pabottingi
“Buku ini adalah salah satu upaya (penulis)-nya menyebarkan hasil pembacaan dan pengamatan yang terbimbing (wahyu, yang mengejawantah dalam perilaku teladan Rasulurrahmah, Nabi Muhammad Saw).”
—K.H. Mustofa Bisri
Penerbit: Mizan
Tahun: 2019
Kategori: Agama & Filsafat
Tebal: 348 h.
Harga: Rp79.000