Islam lahir dan berkembang sepenuhnya dalam darah dan daging sejarah, tidak dalam kevakuman budaya. Sebagai agama-sejarah, Islam telah, sedang, dan akan terus bergumul dengan lingkungan yang senantiasa berubah. Tujuan Islam adalah mengarahkan perubahan itu agar tidak tergelincir dari jalan lurus kenabian, dari jalan keadilan. Namun, sering kali Islam diasingkan dari p ersentuhan dengan fakta budaya dan sosial. Akibatnya, Islam menjadi ahistoris dan gamang menghadapi perubahan dan gagal mengemban misinya menuntun peradaban.
Buku ini memuat gagasan reflektif dari seorang cendekiawan Muslim dan guru bangsa, Ahmad Syafii Maarif. Refleksi ini lahir dari keprihatinan bahwa umat Islam, sebagai penduduk mayoritas Nusantara, semestinya tidak lagi mempersoalkan hubungan Islam, keindonesiaan, dan kemanusiaan. Ketiga konsep itu haruslah senafas agar Islam yang berkembang di Indonesia adalah sebuah Islam yang ramah, terbuka, inklusif.
Inilah tantangan sekaligus peluang yang coba dijawab buku ini. Jika keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan telah senafas dalam jiwa, pikiran, dan tindakan umat Muslim Indonesia, Islam Indonesia akan mampu memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa. Sebuah Islam yang dinamis dan bersahabat, yang memberikan keadilan, keamanan, dan perlindungan kepada semua penduduk Nusantara. Sebuah Islam yang sepenuhnya berpihak kepada rakyat miskin dan menolak kemiskinan sehingga berhasil dihalau dari negeri ini.
Di tengah keringnya karya cendekiawan Muslim yang menawarkan kesegaran wacana dan solusi, buku ini tampil menawarkan pemikiran yang utuh, mendalam, kreatif, dan berpijak pada pemahaman sejarah yang kokoh tentang isu-isu penting yang menentukan identitas Muslim Indonesia. Sebuah masterpiece yang harus dibaca siapa pun—dari agama, etnis, maupun pandangan politik mana pun—yang menaruh kepedulian terhadap masa depan bangsa Indonesia.
“Buku ini adalah dokumen sejarah yang luar biasa. Dari sisi referensi, literatur buku ini amat sangat luas, mulai dari Barat hingga Timur Tengah dan Indonesia.”
—Prof. Dr. M. Amin Abdullah, Intelektual Muslim
“Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif sebagaimana yang saya kenal adalah seorang yang menyejukkan dan mencerahkan sekaligus. Dia adalah seorang Muslim yang saleh, dan didorong oleh kesalehannya itulah dia selalu menyejukkan.”
—Pdt. Dr. Andreas A. Yewangoe, Ketua Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia
“Banyak pemikiran Buya yang saya timba, dan saya merasa bahwa pikiran-pikiran beliau ini sangat brilian, terutama untuk lebih memberikan pencerahan, tentunya buat saya sebagai pribadi maupun juga sebagai salah seorang warga bangsa.”
—Megawati Soekarnoputri, Presiden RI ke-5
“Buku karya Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif ini sungguh-sungguh amat memukau sekaligus menggairahkan. Refleksi-refleksinya semakin meneguhkan beliau sebagai intelektual Muslim garda paling depan.”
—K.H. Husein Muhammad, Dewan Pembina Yayasan Fahmina Institute
Penulis: Ahmad Syafii Maarif
Tahun: 2009
Kategori: Agama & Filsafat
Tebal: 392 h.
Harga: Rp65.000