Fenomena kearab-araban yang marak di Indonesia belakangan ini tak jarang menjadi pelatuk sentimen rasial dan konflik politik. Pada awalnya hal ini sebenarnya muncul dalam bentuk simbol-simbol, seperti cara berpakaian, artikulasi keseharian, dan penampilan fisik. Pada saat yang sama, muncul pula fenomena “habibisme”, ketika sebagian figur dari kalangan keturunan Nabi Muhammad Saw. mengklaim diri sebagai pemandu umat, lalu memasuki arena permainan politik praktis.
Siapa itu Arab atau lebih tepatnya apa itu Arab? Lantas, apakah “kehabiban” seseorang merupakan garansi tingginya kualitas pemahaman keislaman mereka, sehingga orang harus selalu patuh dan tunduk kepada mereka; dan bahwa yang berbeda pendapat atau posisi politik dengan mereka sama dengan tidak menghormati Nabi Saw.?
Buku ini berupaya membedah fenomena tersebut dengan pisau analisis semiotika, sosiologi, dan sejarah, sekaligus bersandar kepada Al-Qur’an dan hadis. Kesimpulannya tak pelak sangat “subversif”: membongkar kesalahkaprahan pemahaman sebagian (besar) publik Indonesia tentang isu ini.
“Ekspresi keresahan keturunan Yaman melihat keadaan komunitasnya
terbaca jelas di buku ini: mengapa masih mau terjebak politik kolonial
yang menerapkan segregasi? Jawabannya akan mengejutkan kita semua. Inspiring!”
—Nadirsyah Hosen, Monash University, Australia
“Buku yang pantas dibaca di tengah perdebatan soal ‘habib’ di Indonesia akhir-akhir ini.”
—Ulil Abshar Abdalla, Cendekiawan Muslim
“Buku ini sangat timely (tepat waktu) terbitnya, ketika gonjang-ganjing tentang warga Alawiyyin yang lebih dikenal di Indonesia sebagai habib, dan keturunan Arab umumnya, sedang jadi bahan pembicaraan hangat.”
—Abdillah Toha, Penulis Buku Buat Apa Beragama?
“Buku ini merupakan upaya mereposisi keterbukaan budaya
yang telah dilakukan para pendatang Arab terdahulu, sehingga identitas Arab betul-betul melebur dan menyatu sebagai bangsa Indonesia. Wajib dibaca untuk menyadari bahwa perbedaan bukanlah penghalang dalam membangun persatuan.”
—Islah Bahrawi, Jaringan Moderat Indonesia
“Buku ini merupakan suatu autokritik
dan analisis tajam yang membuka mata kita tentang isu identitas Arab (dan habib).”
—Haidar Bagir
Penulis: Musa Kazhim Alhabsyi
Penerbit: Mizan
Tahun: 2022
Kategori: Filsafat
Tebal: 224 h.
Harga: Rp79.000