Haji Murad, pemimpin pemberontak Muslim dari Pegunungan Kaukasus yang disegani Kekaisaran Rusia, membelot setelah sang Imam, Syamil menganggap Haji Murad dapat menggoyahkan dominasi politiknya di Pegunungan Kaukasus. Berharap dapat menyelamatkan keluarganya yang ditawan Syamil, Haji Murad bergabung dengan Rusia yang menerimanya tetapi tak menaruh kepercayaan kepadanya. Maka, dia mesti mencari jalan demi menuntaskan perjuangannya.
Novel Haji Murat merupakan novel terakhir dari Tolstoy dan terbit setelah dia wafat (1912). Tolstoy mengisahkan secara gamblang potret keculasan Kekaisaran Rusia dan watak perjuangan para pemberontak. Dengan pengisahannya yang amat memikat ini—yang mengingatkan kita pada novel-novel awalnya seperti War and Peace dan Anna Karenina, Tolstoy menunjukkan pemahamannya akan bangsa Chechnya yang membawa gema luar biasa hingga masa kini.