Judul: BERKELINDAN STRUKTUR DAN KULTUR
Subjudul: Sistem Peringatan Dini Tsunami
Tidak salah jika Tsunami Aceh 2004 dilabeli sebagai musibah yang membawa berkah. Peristiwa ini membuat lembaga eksekutif dan legislatif di Indonesia kompak, plus adanya dukungan luar biasa dari pihak internasional. Semua kementerian/lembaga (K/L) di Tanah Air mau menurunkan ego dan bekerja sama bahu membahu untuk satu tujuan, yaitu membangun sistem peringatan dini tsunami Indonesia. Bencana ini juga menjadi berkah bagi dunia karena setiap negara di Samudra Pasifik maupun Hindia bisa mengambil banyak pelajaran dan menggali inovasi dari peristiwa tersebut.
Peringatan dini tsunami bukan hanya tentang sains dan teknologi, melainkan juga tentang manusia. Mulai dari orang-orang yang terlibat dalam perancangan, pengoperasian, dan pemeliharaan sistem peringatan; orang-orang yang bertanggung jawab menyediakan layanan yang terkait dengan sistem tersebut; dan orang-orang yang menetap di daerah berisiko, karena merekalah yang memerlukan informasi cepat, jelas, dan dapat diandalkan dari sistem tersebut sehingga bisa mengambil keputusan yang tepat di tengah kondisi darurat. Maka, komponen struktur yang berkaitan dengan sains dan teknologi perlu berjalan seiring seiras dengan komponen kultur yang berkaitan dengan manusia. Keduanya harus berkelindan satu sama lain.
Keberhasilan pembangunan dan pengembangan Ina-TEWS yang menyatukan visi misi semua K/L perihal riset dan mitigasi kebencanaan menghilirkan ilmu pengetahuan hingga menjadi inovasi, serta meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Semuanya bisa menjadi contoh untuk kegiatan lainnya di berbagai lini pembangunan nasional. Ina-TEWS menjadi bukti bahwa sains dan teknologi dapat berperan sebagai penopang kebangkitan dan kemandirian bangsa. Jika semua K/L mau bekerja sama dan saling menopang sesuai tugas dan fungsinya, apa pun tantangan pembangunan di depan akan dapat diselesaikan.