“Ini tanah airku, dan seperti pohon-pohon lemon yang sudah tumbuh di sini selama berabad-abad, darah yang tertumpah tidak akan menghentikan kami.”
***
Salama Kassab adalah seorang remaja ceria yang berkuliah di jurusan impiannya, farmasi, sebelum pada akhirnya harus merelakan semua itu ketika seruan untuk kebebasan pecah di Suriah.
Sebagai satu-satunya apoteker yang tersisa di tiga wilayah, Salama kini menjadi sukarelawan di sebuah rumah sakit di Homs untuk membantu orang-orang terluka yang membanjiri pintu setiap hari. Meskipun diam-diam, dia merasa sangat putus asa untuk menemukan jalan keluar dari negara tercintanya sebelum kakak iparnya, Layla, melahirkan. Perasaan putus asa dan takut tercampur menjadi satu dan tanpa sadar, termanifestasi menjadi perwujudan fisik sesosok pria bermata dingin, Khawf, yang selalu mendesaknya untuk segera pergi menyelamatkan diri.
Rupanya semua desakan itu perlahan-lahan menggoyahkan hati Salama untuk mencari cara keluar dari negaranya. Hingga suatu hari, dia berpapasan dengan Kenan, seorang anak lelaki bermata hijau yang memiliki semangat membara untuk membela negaranya. Kini Salama dihadapkan oleh dilema yang mulai merajai benaknya, haruskah Salama tetap tinggal untuk negaranya, ataukah pergi demi memenuhi janjinya untuk menjaga Layla dan anak yang dikandungnya?