Ketika sebuah bencana alam terjadi, sebuah pertanyaan mendasar yang muncul setelah informasi tentang kejadian dan korban atau kerugian material yang diderita, yakni mengapa bencana itu terjadi. Hal itu secara langsung mengarah pada tiga domain besar pembentuk realitas sosial dalam studi bencana di Indonesia, yakni sains, agama, dan kultur. Jika pendekatan sains lebih menitikberatkan pada penjelasan ilmiah yang didukung oleh rasionalitas dan data empiris, pendekatan agama merujuk teks-teks agama, yang secara umum mengarah pada ide tentang hukuman, ujian, maupun pelajaran dari Tuhan yang “harus diambil hikmahnya”. Sementara itu, pendekatan budaya lebih menekankan pada perspektif masyarakat lokal yang diyakini telah memiliki daya adaptasi yang teruji.
Fokus buku pertama dari serial Agama dan Bencana ini adalah perspektif agama dalam memahami bencana. Sifat lokal pada suatu bencana kadang merangsang orang untuk berpikir tentang seleksi terhadap korban. Fakta bahwa ternyata tidak semua orang dalam wilayah terdampak bencana mengalami kerugian yang sama, bagaimanapun menguatkan keyakinan bahwa “Tuhan sedang menguji umat tertentu dan menghukum umat yang lain”. Kajian terhadap hukum agama, institusi keagamaan, dan interpretasi agama di dalam buku ini memperlihatkan bagaimana perspektif seperti ini digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat untuk memahami dan menjelaskan bencana. Pada saat bersamaan, para peneliti juga memperlihatkan bahwa agama, pada tingkat paling awal, menawarkan dasar-dasar yang kuat untuk membangun masyarakat tangguh bencana.
Penulis: Agus Indiayanto & Arqom K.
Penerbit: Mizan
Tahun: 2012
Kategori: Agama Islam
Tebal: 312 h. Harga: Rp50.000